Laporan Research Museum Ronggowarsito
Pada Gedung D Lantai II
Disusun
guna memenuhi tugas
Mata
Kuliah: Islam dan Budaya Jawa
Dosen
Pengampu: M. Rikza Chamami, M.SI
Disusun
Oleh:
Ahmad
Minanur Rohim (133611033)
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2015
I.
PENDAHULUAN
Sejarah
merupakan sebuah peninggalan-peninggalan yang berbagai peristiwa pada masa
lampau yang mana peninggalan itu masih bias dikenang orang-orang sekarang.
Berawal dari sebuah sejarah maka tidak akan terlepas pada sebuah tempat yang
banyak peninggalan didalamnya, salah satu museum tersebut museum Rangga
warsita.
Museum
Ranggawarsita adalah museum yang menyimpan dan memamerkan berbagai warisan
budaya dan benda budaya Jawa Tengah yang berlokasi di Kota Semarang, Indonesia.
Museum ini diresmikan tanggal 5 Juli 1989 dan tersimpan tidak kurang dari
40.000 koleksi, mulai dari prasejarah hingga proklamsi kemerdekaan. Di museum
ini terdiri
dari 2 lantai dan 4 gedung utama tetap yang terdiri dari gedung A, B, C dan D.. Di delapan
ruang gedung yang luasnya masing-masing 400 m2.
Dari
hasil observasi, penulis tertuju pada pengamatan pada gedung D lantai 2
dimuseum tersebut untuk mengetahui nilai kesenian dalam budaya jawa dan alat
masuknya Islam diJawa.
II.
RUMUSAN MASALAH
A.
Apa saja koleksi yang ada pada gedung D lantai
2 di museum Ronggowarsito?
B.
Bagaimana nilai Islam seni jawa dalam tiga
aspek peninggalan yang ada dimuseum Ronggawarsito?
Baca Juga
III.
PEMBAHASAN
A. Koleksi pada Gedung D lantai 2 Museum Ronggowarsito
Galeri kesenian menampilkan
koleksi benda dan peralatan kesenian yang dipisahkan menjadi (1) Seni
Pergelaran, dan (2) Seni Pertunjukan dan Seni Musik.
Ruang Seni Pergelaran ditampilkan kesenian wayang. Wayang merupakan kesenian asli Indonesia
yang dalam perkembangannya telah mengalami perubahan baik dalam bentuk jenis
maupun fungsinya. Belasan jenis wayang yang ditampilkan adalah:
·Wayang Beber: teknik pergelaran dengan cara membentangkan (mbeber) adegan
yang dilukis pada kain. Mengangkat kisah Panji.
·Wayang Kidang
Kencana: ciri fisik tokoh-tokohnya dicat kuning keemasan. Mengangkat kisah Panji.
·Wayang Kaper: dibuat dalam ukuran kecil untuk latihan memainkan wayang bagi anak-anak
di lingkungan keraton.
·Wayang
Kandha/Ramayana: mengangkat epik Ramayana.
·Wayang Purwa: disebut juga wayang Mahabarata karena mengangkat kisah
Mahabarata.
·Wayang Madya: mengangkat kisah sambungan Parwa ke kisah Panji. Diciptakan pada zaman
Mangkunegaran IV oleh Raden Ngabehi Tandakusuma.
·Wayang Gedhog: mengangkat kisah Panji, dikenal pada zaman Raja Jayabaya, Kadiri.
Tokoh-tokoh menggunakan nama-nama binatang (Kuda Laweyan, Kebo Anabrang, Lembu
Amiluhur)
·Wayang Potehi: mengangkat kisah roman dari Negeri Cina seperti Sampek Engtay.
·Wayang Suluh: diciptakan pada zaman revolusi oleh Raden Mas Said, mengangkat
kisah-kisah perjuangan revolusi.
·Wayang
Pesisiran: disebut juga wayang Semarangan.
PROSES PEMBUATAN WAYANG KULIT
Dua jenis wayang lainnya adalah Wayang Kayu dan
Wayang Kontemporer. Lima jenis wayang berbahan baku kayu adalah:
·Wayang Dupara: mengangkat kisah dari zaman Majapahit hingga Perang Dipanegara.
Tokoh-tokohnya Untung Surapati, Jaka Tingkir, Dipanegara.
·Wayang Klithik
Gedhog: mengangkat kisah Damar Wulan, diciptakan pada zaman Amangkurat I,
tokoh-tokohnya bersenjata golok.
·Wayang Golek
Purwa: mengangkat kisah Ramayana dan Mahabarata
·Wayang Golek
Menak: mengangkat kisah Menak (Islam). Nama-nama kerajaan berinisial Jawa,
misalnya Mekah disebut sebagai Keraton Puser Bumi.
·Wayang Golek
Menak Panthek: mengangkat kisah Babad Tanah Jawa. Tokoh-tokoh seperti Joko Tarub dan
Tujuh Bidadari.
Wayang Kontemporer karena
diciptakan di zaman kontemporer. Lima jenis koleksi museum adalah:
·Wayang Buddha: mengangkat kisah Sidharta Gautama, diciptakan Ki Hadjar Satoto dari
Surakarta.
·Wayang Wahyu: mengangkat kisah Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Diciptakan oleh RM
Soetarto Hardjowahono, atas pesanan Bruder Thimoteus.
·Wayang Warta: mengangkat kisah-kisah pada Kitab Injil, diciptakan oleh RM Soemiyanto
dari Klaten.
·Wayang Sadat: mengangkat kisah Babad Tanah Islam di Tanah Jawa, diciptakan oleh Surjadi
dan Sunardi dari Klaten.
·Wayang Kancil: mengangkat fabel dari buku Kancil Kridha Martani.
Koleksi Ruang Seni Pergelaran
lainnya adalah peragaan pergelaran Wayang Purwa dan Wayang Orang.
Wayang Orang merupakan perpaduan antara seni drama, seni tari, dan seni (musik)
gamelan. Mengangkat kisah Ramayana dan Mahabarata. Dalang berperan sebagai
pembawa cerita dan suluk, sedang dialog dilakukan oleh
masing-masing tokoh.
Ruang Seni Pertunjukan dan Seni
Musik menampilkan beberapa bentuk pertunjukan kesenian rakyat, yaitu: kuda
lumping, barongan, nini thowok, dan beberapa foto penunjang kesenian
pertunjukan.
B. Nilai-Nilai Islam
Seni Jawa dalam tiga aspek peninggalan yang ada
diMuseum
Ranggawarsito
1.
Seni Pergelaran
Pergelaran
adalah suatu kegiatan dalam rangka mempertunjukkan karya seni kepada orang lain
(asyarakat umum) agar mendapat tanggapan dan penilaian. Salah satu pergelaran
yang ada di Museum Ranggawarsito yaitu kesenian wayang.
Lewat pertunjukkan
wayang melalui tokoh serta ceritanya mempunyai peran dalam pembinaan dan
pendidikan untuk membangun karakter bangsa. Karena wayang menjadi salah satu
kekayaan tradisi bangsa Indonesia, sudah seharusnya dilestarikan dan
dimanfaatkan dalam pembentukan budaya bangsa yang akan jadi potret orang
Indonesia sampai kapanpun. Nilai-nilai filosofi yang terkandung dalam
pewayangan selalu mengajak masyarakat untuk berbuat baik dan menghindari
kejahatan, serta menanamkan kepada masyarakat semangat “amar ma’ruf nahi
mungkar” atau istilah dalam pewayangan “memayu hayuning bebrayan agung”, sesuai
dengan ajaran agama dan kepercayaan masing-masing.
Seni wayang kulit menjadi salah satu
media untuk menyebarkan agama Islam di Indonesia. Oleh Walisongo wayang kulit
dimanfaatkan sebegitu rupa menjadia media yang sangat pas untuk mendekati
penduduk local, karena memang wayang kulit merupakan kebudayaan masyarakat
Jawa.
Jadi ketika Walisongo menyebarkan
agama Islam melalui media wayang kulit, maka para penduduk setempat dapat
menerimanya dengan tangan terbuka lebar. Itulah mengapa Walisongo mendekati
para penduduk lokal dengan menggunakan kebudayaan yang sudah ada, kemudian
mencoba memasukkan unsur-unsur ajaran agama Islam di dalamnya.
Gambar:
2.
Seni Pertunjukan
Seni
pertunjukan (Bahasa Inggris: performance
art) adalah karya seni yang melibatkan aksi individu atau kelompok di
tempat dan waktu tertentu. performance biasanya melibatkan empat unsur: waktu,
ruang, tubuh si seniman dan hubungan seniman dengan penonton. Salah satu dari
seni pertunjukan yang ada di Museum Ranggawarsito yaitu kesenian kuda lumping.
Nilai-nilai
budaya pada seni pertunjukan kuda lumping sangat banyak, dengan menyampaikan
pesan-pesan kepada penonton melalui tarian kuda lumping.
Gambar:
3.
Seni Musik
Seni musik
adalah karya seni yang
dihasilkan dari rasa yang diwujudkan dalam olahan suara, melodi, harmoni,
ritme, vocal, dan tempo.
Deskripsi
Gamelan
Gamelan
merupakan salah satu alat musik yang cukup digandrungi baik untuk skala internernasional
terlebih lagi di Indonesia. Gamelan sendiri sebenarnya memiliki beberapa jenis
berdasarkan dimana alat musik tradisional ini dikembangkan. Diantaranya gamelan yang dikenal dalam adat
jawa dinamakan gamelan jawa jika anda ingin menikmati alunan nada gamelan jawa
yang asli anda bisa datang ke yogyakarta. untuk masyarakat bali mereka mengenal
alat musik ini dengan sebutan Gamelan Bali dan untuk yang menggunakan adat
sunda disebut gamelan sunda. Dari tiga jenis gamelan tersebut mereka memiliki
ciri khas masing-masing. Gamelan Jawa disuguhkan dengan nada yang lembut,
sangat kontras jika dibandingkan dengan Gamelan Bali yang terdengar agak gaduh
dan untuk Gamelan Sunda nada yang disajikan mendayu-dayu dan banyak didominasi
dengan suara seruling.
Alat
Musik Gamelan merukana
alat musik yang sangat menonjolkan gendang, metalofon, gambang, dan gong.
Istilah untuk alat musik tradisional gamelan pada dasarnya merujuk kepada alat
atau instrumennya, dimana alat musik ini merupakan suatu alat musik yang dimainkan
secara bersama-sama.
Gamelan berasal dari kata Gamel dan
diakhiri dengan kata an yakni bahasa
jawa yang memiliki arti memukul (menabuh) kemudian diakhiri dengan kata “an”
sehingga menjadikan menjadi kata benda.
Kemunculan alat musik tradisional ini diawali dari kebudayaan
Hindu-Budha dan sekarang dapat katakan bahwa gamelan merupakan salah satu seni
yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia. Seiring perkembangan zaman
instrumen gamelan juga terus berkembang sampai seperti yang kita bisa lihat
sekarang.
Nilai
Islam Pada Gamelan
Keadaan
lingkungan masing-masing masyarakat itu tidak selalu sama, maka materi harus
berfariasi menyesuaikan keadaan dimana pelaku dakwah haruslah mencari
masalah-masalah yang dihadapi, media dan sekaligus memikirkan pemecahannya yang
nantinya menjadi bahan pembicaraan dalam berdakwah. Materi dakwah adalah ajaran
Islam, yang dikenal sebagai ajaran dakwah.Ajaran-ajaran Islam inilah yang wajib
disampaikan kepada umat manusia dan mengajak mereka agar menerima dan
mengikutinya.Diharapkan agar ajaran-ajaran Islam benar-benar diketahui,
dipahami, dihayati, dan diamalkan, sehingga mereka hidup dan berada dalam
kehidupan yang sesuai dengan ketentuan-ketentuan ajaran Islam. Seni merupakan
media yang mempunyai peran yang amat penting dalam pelaksanaan dakwah Islam,
karena media tersebut memiliki daya tarik yang dapat mengesankan hati bagi
pendengar maupun penontonnya. Terbukti, karena keindahan seni dalam bahasa Al-Qur’an
yang terlantunkan oleh adiknya Umar bin Khatab bergetar hatinya untuk masuk
Islam.
Gambar:
IV.
KESIMPULAN
Museum
Ranggawarsito adalah tempat peninggalan sejarah yang kita bisa lihat didalamnya
banyak peninggalan-peninggalan masyarakat Jawa beserta tradisinya.
Kebudaayan-kebudyaan
Jawa digunakan Walisongo dalam penyebaran Islam di pulau Jawa. Mereka
menggunakan tradisi-tradisi setempat untuk mensiarkan Islam. Tanpa
menghilangkan kebudayaan setempat, dan tidak juga menyelewengkan ajaran agama
Islam.
Islam
merupakan agama yang merangkul seluruh umat manusia. Jadi sebagai muslim yang
baik kita harus dapat mensiarkan Islam dengan cara yang tepat. Supaya mereka
para non-muslim dapat menerimanya dengan tangan terbuka.
V.
PENUTUP
Demikian
laporan ini penulis susun. Laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu demi perbaikan makalah di masa yang akan datang diperlukan kritik dan saran
yang bersifat membangun. Semoga memberikan manfaat dan pengetahuan baru bagi
pemakalah dan para pembaca.
